Cerita Dewasa - Ini adalah pengaya pribadiku saat aku masih kuliah semester 3 di sebuah perguruan tinggi di Jogja
Namaku Aris, saat ini berumurku sekitar 19/20 tahun, aku sudah punya pacar tetapi hanya sampai cium bibir saja itupun sekarang sudah sekali lagi.
Hari ini aku berniat kembali ke kota Jogja setelah dua hari aku berlibur di Bandung karena ga ada kegiatan dan aku sudah 3 bulan tidak pulang ke beberapa waktu ibuku menelfon menyuruhku pulang walau pulang dua malam. Aku memang anak terahir dari 3 bersaudara hingga ibuku selalu menganggapku sebagai Aris kecil yang manja, padahal aku sama sekali tidak manja jika dibandingka dengan mba Ema kakak perempuanku dan Kak yoyo kakak tertuaku. Sementara aku kuliah di jogja pun sebenernya agar aku bisa jauh dari mereka dan aku bisa bebas berekspresi tanpa ada larangan dan kehawatiran, namun nyatanya masih saja walau tak seintens dulu.
Aku naik kereta jam 5 sore berangkat dari stasiun bandung, sesaat setelah aku mencari gerbong eksekutif dan aku mencari tempat duduk yang-rata-rata adalah 2 kursi ingin sofa kecil yang saling berhubungan dan menutup skating setnggi pundak pria dewasa saat ini sedang berjalan dapat melihat melihat keluar skat pembatas. Agen Domino99
Aku duduk di kursi no 21 seperti yang tertera di tiket, saat aku duduk kulihat di sebrangku ada yang sudah masuk, wanita muda berbadan kecil belum berjilbab lebar berwrna hitam. Sepintas kulihat dia menggunakan masker yang kukira dia gunakan sebagai cadar.
Aku berusaha untu normal, menyapa sekedarnya dan berusaha untu tidak menatapnya. Aku sebenarnya aga risih tapi gemana lagi, kereta sudah berjalan saat aku naik menoleh kursi santai di ruang-ruang sudah terisi karena memang tidak ada kursiku di gerbong ini bukan terahir.
Ahirnya aku pasrah dan terus menyibukan diri bermain gajet. Kulihat wanita di depanju memiliki tertidur, aku bisa memilih sisa yang tidak tertutup topeng, kulit putih dan alisnya tebal, hijau mungil tapi proporsional, karena walau tertutup rapat masih bisa kulihat kalu dapat langsing. Sedang seluruh tanganya tertutup baju panjangnya.
Aku pasrah saja, aku akan menikmati perjalanan panjang tidak mengasikan pikirku dalam hati.
Sampai tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara jeritan, setelah sebelumnya aku mendengar ada suara seperti kaca pecah.kulihat kaca jendela terus-menerus di samping wanita yang berada di depanku sepertinya memakai benda keras, mungkin ada orang iseng yang melempar kavca saat kereta sedang melaju.
Aku menyuruh wanita duduk di kursiku, aku meminta petugas untuk melaporkan. Tidak ada solusi karena tidak ada peralatan yang bisa digunakan menutup pecahan kaca. Walau lobang tidak begitu lebar tetapi terasa cukup kencang masuk lobang karena kereta berjalan sangat kencang.
Setelah petugas membersihka serpihan kaca yang berserakan, aku meminta wanita yang duduk dikursiku tetap disitu aku meminta posisinya di tempat dia duduk
Sesaaat aku merasakan kalau wanita itu sering memperhatikan dan memenuhi pandangan, namun aku menerima normal saja.
Sampai saat ini mulai perbatasn provinsi jabar jateng hujan mulai turun begitu udara yang terbawa angin muncrat tentang tempat duduku, lama kelamaan udara semakin banyak dan aku tak bisa lagi duduk
Ahirnya aku duduk tetap ceria dan jongkok di lantai, sampai ahirnya wanita yang duduk dikursiku mempersilahkanku duduk di sampingnya karena memang kursi bisa diangkat 2 orang namun pasti sedikit berhimpitan.
Awalnya aku menolak, namun setelah berulang kali wanita itu menyuruhku duduk malah aku masih di bawah dia akan pindah ke kursinya yang basah maka ahirnya akupun menuruti permintaanya.
Ahirnya kami duduk berdampingan, tubuh kami tidak akan tetap bersinggungan, kurasakan lenganya menyenggol lenganku namun aku berhasil memiringkan tubuhku agar tidak sampai menyenggol terlalu menghimpit
Kami ngobrol ala kadarnya, sampai ahirnya kami saling menanyakan nama kami masing-masing. Ternyata namanya Nita, dia sekarang bekerja di surabaya di sebuah toko baju muslimah milik seoarang pengusaha. Dia juga tinggal di toko tersebut. Tokonya hanya menjual baju-baju syar'i yang bermotif seperti yang ia pakai.
Dia juga mau tidak mau membahas mode dan pengajaran seperti yang di boskan hingga ia sekarang memunculkan seperti ini, dia bertanya kenapa aku takut bertanya aku takut dia ga suka dengan cowok sepertiku karena aku pasti menganggapnya brutal karena berkaos oblong dan bercelana jeans.
Ku dengar dan dengar di balik makernya, jika dari usia lebih tua 2 tahun, karena seandainya kuliah dia sekarang sudah masuk semester 7, namun karena alasan ekonomi dia tidak lulus kuliah.
kulihat jam tangan mulai pukul 23.05, kulihat nita sudah mulai mengantuk dan kupersilahkan dia untuk tidur. Karena tidak sadar nita merebahkan posisi ke pundaku, aku menerimaya bahka memberikan posisi yang nyaman untuknya. Aku menggunakan tas ranselku untuk mengganjal ransel agat tidak limbung sedangkan tubuhku kumiringkan sedikit agar bisa bersandar di dadaku dan terganjal tas ranselku.
Sampai tiba-tiba dia terbangun dan meminta maaf, aku melihat tak apa-apa ..
Jika dia masih terkantuk-kantuk maka aku mempersilahkanya untuk kembali keposisi seperti tadi, mungkin karena ngantuk yang teramat sangat dia kembali merebahkan kembali di dadaku.
Jam 03 dini hari kereta berhenti di stasiun kebumen, perjalanan tinggal 2 jam lagi jika menggunakan kereta api akan sampai di jogja. Namun ada hal janggal, di stasiun itu terlihat banyak kereta yang tertahan, sepertinya sesuai info yang ku dengar ada jembatan yang rusak karena tergerus banjir sehingga kereta api tidak bisa lewat baik dari Arah jogja maupun jakarta.
Aku membangunkan aku, aku ingin pergi mencari makan karena lapar. Dia akan menunggu di gerbong saja.
Setelah keluar untuk ngopi dan membeli roti bakar dan minuman mineral untuk Nita aku kembali ke gerbong, para penumpang banyak yang keluar karena kereta tidak jelas kapan berangkatnya. Apalagi digerboong yang kami tempati kulihat hanya ada dua kursi yang masih ditempati oleh penumpang.
Setelah masuk dan duduk, aku menawarkan roti untuk Nita, kutaruh di meja didepan kami, nita masih terlihat lesu tapi tidak tidur.
“Ris… aku takut hanya tadi, gerbong sepi banget” kata nita
Aku meledeknya kalau aku sebenernya kembali kesini untuk mengambil ransel dan mau keluar, malah memelukku aku malah mengira aku akan pergi naik kereta beneran ...
Aku tertawa, aku malah malah mencubit pinggangku ... kita bisa akrap saja.
Saat keluar tadi aku juga membeli koran, rancana untuk alas di bawah jika Nita mau tidur di kurs dan aku duduk di bawah. Maka aku menggelar koran untku duduk dan membukanya lebar niatnya bisa untuk menyelesaikan nanti kalau aku ngantuk.
Tidak ada makan, dia bilang mungkin angin dari luar yang masuk tadi melalui celah di depan masuk angin.
Aku bilang dia musti makan biar ga terlanjur sakit. Karena diam saja aku mebukakan air mneral dan menyodorkan mulut botol ke mulutnya, diapun mau meminumnya lalu aku mencoba menyuapkan roti bakar coba. Nitaterklaim tidak menolaknya. Hampir selembar roti dia habiskan.
Aku duduk di lantai bawah dan mempersulit tidur lagi, tetapi tetap memegang ranselku seoalah dia curiga kalau aku akan pergi meninggalkan kereta.
Saat aku duduk bersila di bawah, Nita mengusulku di bawah dan merebahkan aku di pahaku. Katanya takut kalau aku pergi saat dia tidur .. aku tertawa dan reflek mencubit lembut kejahatannya yang tertutup topeng karena gemas ..
Nita diam saja tidak
menolak Bahkan Sekarang dia membuka topengnya, wow terlihat bibir tipis dan hijau mungil yang terlihat sangat manis. Karena ada di bawah mukaku aku bisa melihat muka nita dengan jelas .. saat nita tampakku dia tersipu dan memegang kedua pipiki dengan telapak tanganya.
Karena tanganya dipipiku aku malah jadi reflek mendekatkan mukaku kemukanya dengan maksud meledeknya seperti biasa aku meledek ira pacarku saat kami bercumbu di kost.
Awalnya tak ada niat mencium nita, namun saat mukaku turun akhirnya nita sama sekali tak menahanya, hingga ahirnya aku nekat mencium keningnya ... nita malah memejamkan mata seolah menikmatinya.
Ciumanku ahirnya dilanjutkan ke pipinya dan kebibirnya ..
Kukecup bibirnya lembut, nita diam saja tak merespons juga terlihat sangat menikmatinya, saat kecupan yang ke tiga ku rasakan mulut Nita mulai terbuka dan aku kecup bibir bawahnya dan ku hisap ku dengar nafas Nita mulai menderu .. tanganya yang tadi dipipiku sekarang dilanjutkan ke leherku dan tangan kananya di bahuku.
Nikmat sekali bibir Nita, ta seperti bibir ira yang tebal, bibir Nita begitu tipis dan dingin mungkin karena tak berlipstik dan biasanya tertutup topeng / cadar saat keluar rumah.
Ciuman lembut kami terasa semakin ganas, tak peduli apakah ada orang yang bisa mengintip kami dari luar, namun suasana pagi yang dingin ini terasa sangat menggelora ..
Tangan kiriku menyangga kepiting Nita, sedang tanganku mulai menjelajah mulai dari perut hingga ke Dada Nita, walau masih tertutup pakaian longgarnya, aku bisa menikmati keindahan indah nita, aku rasakan lekukan-lekukan tibuh nita, perutnya yang kencang, pinggangnya yang ramping, pantatnya bulat dan lancip, dan payudaranya yang masih tertutup BH terasa begitu kenyal dan lembut… aku meremasnya pelan, kurasakan pelukan tangan nita makin kencang, nafasnya berderu, dan ciuman bibirnya kini jadi gigitan-gigitan kecil.
Aku belum menantang berhasil area paha dan Vagina nita, karena aku takut Nita akan marah dan merasa terhina, hingga elusan tanganku hanya berputar di perut dan dada saja.
Namun aku tak menyangka, tiba-tiba tangan Nita membimbing tanganku ke arah selambatya, terasa ada gundukan kecil di sana, aku elus lembut membuat tubuh nita menggelinjang, menggeliat lembut dan ciumanya jadi tak terkendali.
Saat tanganku memainkan gundukan kecil itu, tangan kiri nita menarik bajunya yang seperti daster lompat pangkal pahanya, lalu tanganku dibimbingnya untuk masuk melaui sabuk celana, melalui lubang di tanganku, telapak tanganku, gundukan menonton, lalu aku cari kebawah kurasakan ada garis-garis seperti kulit yang berkerut dan saat aku sentuh terasa sangat lembut, licin dan basah…
Baru kali ini aku mengubah daerah Vagina wanita, karena bersama Ira pacarku aku hanya sebatas cium bibir. Aku merasa heran ... Nita yang berjilbab Lebar, Longgar, bahkan setengah bercadar sulit melakukan hal yang sangat jauh ini, sedangkan Ira yang sedang berjuang umum-kawan-kawan kampusnya yang berjilbab seadanya malah sangat ramah kehormatanya.
Aku tak peduli, ini kesempatan baik yang belum tentu aku bisa merasakanya dilain hari pikirku. Aku mencoba terus mencoba seluryh daging kenyal itu. Agen Domino99
Jariku ku mainkan di belahan lembut, ku temukan agak kecil yang disebut klitoris, tangan nita terus membimbing tanganku agar terus menelusuri Vaginanya.
Aku memasukkan pelan-pelan di antara Vagina Nita, tanganku di bawah dengan bantuan sampai masuk ke lobang sasah itu, lalu dia membimbing tanganku untuk bergerak membuka setiap jalan-balik dengan hangat itu ...
Desahan nita semakin tak terkendali, nafasnya terasa sangat berat, tangan kirinya yang sedari tadi membimbing tanganku sekarang kembali ke bahuku, kini dia yang aktif menciumku, ke leherku ke telingaku, pinggangnya aktif bergerak, bergerak, jariku, memutar, pinggangnya, dan mencari jariku.
Aku semakin berjuang untuk memasukan jariku lebih dalam, namun saat aku ingin mendorong ke lagi kurasakan ada dua tulang berhimpitan yang mengenakan jariku saat mau menerobos.
Aku memutar jariku diatara belahan lembut itu, kurasakan semakin basah, tubuh nita semakin tak terkendali, semakin berulangkali menendang bintu pembantas, kugerakan terus jariku kali ini konsentrasiku lebih dari dua kali lipat kukira adalah klitoris itu…
Sampai pada waktunya, tubuh nita menghentak keras, mulutnya merancau dan menyiumi apa saja anggota tubuhku yang ada dalam jangkauan mulutnya dan dia melolong panjang sambil mengangkat terangkat dan ah ...... kembali terhempas, tanganya kembali membimbing tanganku, tetapi kali ini untuk diam. Tubuhnya berulang kali berkidig… dan semakin lama semakin mereda.
Dia menarik tanganku dari dalam celana menarik, lalu dia mengelapi jari jariku dengan saputanganya.
Dia mengecup keningku sambil tersipu malu.
Sinar mentari pagi menerpa wajahku, saat aku terbangun… aku yang tidur dalam keadaan duduk bersandar di dinding skat pembatas Kereta terasa pegal di pinggang, kulihat di pangkuanku masih tertidur Nita gadis yang baru kukenal semalam belum memberikan pengalaman yang lebih dari pacarku yang setiap hari aku perbaiki.
Ku melihat wajah Nita masih tetap terlihat walau dalam keadaan tidur, pipinya putih bersih, bibirnya tebal… aku hampir tak percaya semalam telah mencium bibirnya, saat aku melirik ke pahanya aku tersenyum semalam aku telah berhasil melindungi daerah terlarangnya telah membantu memberikan kenikmatan, ini sangat mengubah persepsiku atas wanita kedepan…
Tiba-tiba nita dibuka, lalu dia menggeliat lalu langsung duduk. Dia hanya tersenyum. Sejenak dia berbenah lalu melongok ke jendela.
Dia terlihat begitu gundah, lalu duduklah di kursi kereta, aku yang masih duduk di lantai menghampirinya.
Kami bersepakat untuk melanjutkan perjalanan menggunakan bus saja, dari kebumen ke Jogja, dan Nita kemudian bisa melanjutkan perjalanan dari Jogja ke surabaya.
Maka dari jalan depan stasiun, kami naik Bis jurusan jogja. Di sepanjang perjalanan Nita selalu merebahkan diterima di pundaku. Aku berusaha untuk mencoba yang biasa saja.
Jam 10 Pagi kami sampai di Terminal Jogjakarta, saat kelok BUS jurusan Surabaya, lalu bis berangkat jam 7 malam, untuk siang hari tidak ada yang langsung, sedang naik kereta Nita perlu khawatir lakukan seperti malam sebelumnya.
Karena berangkat sakit, aku berangkat Nita untuk istirahat dulu di kostku yang kira-kira 30 menit dari terminal jika naik Taksi, nita menyetujuinya.
Jam 11 Siang, aku dan Nita sampai di Kost ku, kamar kosku memang ada di dalam rumah besar dengan 1 kamar tamu lebar sedang kamar tidur kamar tamu itu.
Ada 17 kamar, dan di kosku lebih banyak bekerja pada jam-jam siang sepi, hanya ada beberapa penghuni kost yang sudah berkeluarga yang sudah tinggal di kost.
Aku sudah biasa mengajak Ira pacarku ke kamar, jadi para tetangga udah tak kaget kalau aku mengajak perempuan ke kosku. Paling mereka akan meledeku saat perempuan yang ku ajak sudah kuantar pulang.
Di kamarku ada Kasur springbad ukuran standar yang tergeletak di lantai tana dipan hanya beralas karpet saja.
Ada Tv, meja kerja lesehan, dan lemari saja. Kamar mandi juga ada di dalam karena kamarku dulunya sebenarnya milik ibu kost yang sekarang sudah berkeluarga.
Kamar mandi langsung, mandi 30 menit, sekitar 30 menit dan baru keluar, dan aku masuk kamar mandi.
Saat aku keluar dari kamar mandi kulihat Nita sudah berganti baju biru tua, dengan jilbab lebar, model tak jauh berbeda dengan bajunya yang pertama, terpadu dan lebar. Mungkin seleuruh model bajunya sama saja hanya ganti warna.
Nita sepertinya sudah memebli sarapan di depan, kulihat dia sudah asik makan. Aku langsung berbaring di kasur karena sangat lelah karena kurang tidur semalam.
Nita mendeatiku, lalu menyodoriku untuk minum setelah menyuapiku… mesra sekali kurasakan. Sesaat setelah selesai makan aku mengajak nita untuk tiduran tiba sampai sore nanti aku akan mengantar nita ke terminal.
Aku sudah biasa tidur siang dengan Ira pacarku, kami tak pernah melakukan apa-apa, hanya cium bibir saja. Berpelukanpun tak pernah.
Namun saat Nita tidur di sampingku, dia langsung memeluku mesra. Aku yang saat itu terlentang memakai kaos oblong dan ceana pendek dipeluk oleh nita yang berbaju perpindahan namun halus. Bahkan tak kusangka tanganya langsung meraba penisku yang masih tertutup celana lengkap.
Kontan saja burungku terasa panas dan mengeliat, diterima penisku menonjol nita malah dibuka ret celenganaku hingga burungku terlihat menggeliat dibalik celana dalam putihku.
Tak sampai disitu, nita bangkit dan membuka seluruh celana dan celana dalamku dan mencapakanya di lantai, nita tanpa basa-basi langsung mencampakan celanaku di lantai dan burungku yang langsung terangkat di sambarnya di hisapnya dengan rakus…. oh… aku yang baru pertamakali merasakan hisapan itu tak kuasa lagi memegang kesenangan yang tiada tara…
Tiba-tiba burungku berdenyut-denyut, nita masih saja mengulum penisku, bahkan kadang kurasakan kepala penisku sampai ke tenggorokanya.
Crot… .. crot…. Air maniku tak bisa ku kontrol lagi, nita terus saja mengulum penisku hingga terasa ngilu dan geli saat air maiku terasa sudah habis. Nita berhenti kulumanya dan berlari ke kamar mandi.
Ku dengar nita berkumur dan menggosok gigi. Lalu dia kembali lagi ke sampingku yang sedang terkapar.
Nita langsung mengangkangiku tak peduli dengan diriku yang sedang lemas, dia menciumiku, kaosku yang diterima di badanku di lepasnya, lalu dia menciumi leherku dadaku, bahkan putingkupun tak luput dariciumanya.
Burungku yang tadinya lemas sekarang muncul kagi, nita menyibakan baju longgarnya dan mengangkangi penisku, jadi nita tak lagi menggunakan celana dalam. Belahan vagina nita di mpelkanya di batang peisku yang di rebahkanya di atas perutku. Bagian bawah penisku sekarang bersentuhan langsung dengan perminatangan vagina hingga kami saling menggesek, tanganku kumasukan ke baju nita yang dipasang mengarah ke payudaranya dan lagi-lagi aku kaget, Nita tak lagi menggunakan BH.
Aku remas payudara nita yang terasa masih kecil, aku yang baru pertamakali meremas Payudara tak jadi paham hanya menerima naluri.
Setelah membuka jilbab lebarnya, terburailah rambut Nita yang tampak keriting lembut, terlihat sekali jika nita ini seperti yang dikenakan Arab, hidungnya mancung, lebar, rambutnya keriting panjang se bahu.
Aku berinisiatif menarik baju nita ke atas hingga terlepas dari lehernya. Kini kami berdua telanjang bulat.
Nita memringkan menarik lalu terlentang di sampingku, dia menarik tubuhku agar menindihnya.
Aku yang sudah mulai bisa membalikkan arah permainan nita, sekarang aku yang berposisi di atas, aku cium leher nita, mengikuti apa yang telah dilakukan sebelumnya, ke leher bagian beakang, telinga nita, lalu naik ke payudara nita ... lalu melenguh saat lidahku kumainkan kumainkan di pangkal payudaranya.
Payudara nita, terlihat lancip menonjol dengan puting tampak bersih kemerahan. Naluriku membimbingku untuk menghisap puting itu ... nita semakin tak terkendali untuk mendesah penunggang penisku masih terus saling menggesek dengan vagina sekali. Agen Domino99
Kepala penisku sedikit demi sedikit di dalam celah vagina Nita sampai aku rasakan kembali seperti ada tulang yang diangkat lobang vagina Nita, nita terus membimbing batang penisku yang memang termasuk pnjang itu. Sesaat setelah mentok di tulang penghalang itu, nita menarik pinggangku dengan kedua tanganya dan kedua menarik diangkatnya lalu melingkar di pinggangku, ditekanya terus penisku menabrak tulang pembatas dalam vagina nita dan prettttt aku rasakan seperti ada yang sobek antara penghalang itu dan nita memeluku sangat sulit ditelepon tanganya meremas rambutku dan multnya menggigit leherku…. bretttt blesssss penisku melesak ke dalam vagina nita. Oh luar biasa nikmatnya
Setelah beberapa saat mulai kendor, aku menggoyangkan penisku, terasa gatal dan enak yang teramat sangat untuk nitapun mulai menggoyangkan pinggulnya.
Penisku yang tadi sudah menyemburkan lahar kini sangat mudah dipindahkan, walau terasa nikmat belum lahar maniku belum langsung meminta keluar.
Kugoyangkan naik turun pinggulku, nita mendesah kesenangan ... dan tak lagi lama tubuh nita melengkung dan kembali mencengkeram rambutku dan ahhhhhhhhh …………………… .. “mas nita sampai mas… .. ah ……………………… … ”Sepertinya nita meningkat orgasmenya berulang-ulang hingga 3 kali.
Aku pun saat itu mulai ada yang mau menyembur, lalu aku gerakan dengan cepat penisku dan sesaat saat yang sudah ada di ujung aku letakan penisku di perut nita fdan crit… hanya sedikit mani yang keluar, mungkin sudah ada sekarang sudah cukup di mulut nita ,
Aku lap tubuh nita menggunakan selimut, tubuh kami basah oleh kerangat. Maka aku hidupkan kipas angin dan memeluk tubuh tanpa selimut sama sekali.
Kami tertidur entah berapa lama hingga terdengan adzan magrib.
Nita terbangun lebih dahulu dan langsung menuju kamar mandi. Agen Domino99
0 Comments